KASIH SAYANG NABI MUHAMMAD ﷺ KEPADA UMATNYA
Khutbah Pertama:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
الكَرِيْمِ المَنَّانِ؛ أَحْمَدُهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَلَى نِعَمِهِ
العَظِيْمَةِ وَعَطَايَاهُ الجَسَامِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ المُلْكُ العَلَامُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ أَفْضَلُ مَنْ صَلَّى وَصَامَ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الكِرَامِ.
أَمَّا بَعْدُ :
أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ عِبَادَ اللهِ:
اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى، وَرَاقِبُوْهُ جَلَّ شَأْنُهُ مُرَاقَبَةً مَنْ
يَعْلَمُ أَنَّ رَبَّهُ يَسْمَعُهُ وَيَرَاهُ.
Ibadallah,
Nabi kita Muhammad ﷺ adalah manusia sebagaimana kita manusia. Dalam arti, beliau
memiliki dorongan manusiawi sebagaimana sifat manusia. Beliau merasakan
keinginan untuk tidur, makan, minum, menyukai wanita. Beliau juga merasakan
lelah dan lupa, dll. dari sifat-sifat manusia lainnya. Allah ﷻ mengutus beliau sebagai sebagai rahmat untuk sekalian alam.
Allah ﷻ berfirman,
لَقَدْ
جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ
عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari
kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan
dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang
mukmin.” (QS:At-Taubah | Ayat: 128).
Allah ﷻ menyempurnakan agama ini melalui beliau ﷺ. Sebagaimana firman-Nya,
الْيَوْمَ
أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ
الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam
itu jadi agama bagimu.” (QS:Al-Maidah | Ayat: 3).
Allah mengutus Rasulullah ﷺ untuk menghilangkan kebingungan di tengah manusia. Menunjuki
orang-orang yang tersesat. Mempersatukan mereka. Dan menyelamatkan mereka dari
neraka. Allah ﷻ
berfirman,
وَاذْكُرُوا
نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ
فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ
النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ
لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ}
“dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu,
lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.” (QS:Ali Imran | Ayat: 103).
Kemudian Rasulullah ﷺ meninggalkan kita dalam keadaan jelas dan terang benderang.
Hingga malamnya seperti siang. Karena itu, orang yang menyimpang dari petunjuk
yang jelas itu pasti binasa. Beliau ﷺ memberikan jalan keselamatan agar kita terhindar dari siksa
neraka. Nabi ﷺ
bersabda,
«إِنَّمَا مَثَلِي
وَمَثَلُ النَّاسِ كَمَثَلِ رَجُلٍ اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا
حَوْلَهُ جَعَلَ الْفَرَاشُ وَهٰذِهِ الدَّوَابُّ الَّتِي تَقَعُ فِي النَّارِ
يَقَعْنَ فِيهَا فَجَعَلَ يَنْزِعُهُنَّ وَيَغْلِبْنَهُ فَيَقْتَحِمْنَ فِيهَا
فَأَنَا آخُذُ بِحُجَزِكُمْ عَنْ النَّارِ وَهُمْ يَقْتَحِمُونَ فِيهَا».
“Perumpamaan diriku dan manusia yang aku dakwahi
adalah bagaikan seseorang yang menyalakan api (lampu). Di kala api itu
menyinari sekelilingnya, menjadikan serangga-serangga dan hewan menuju api itu,
kemudian orang tersebut menarik serangga-serangga, tetapi mereka menuju
kepadanya dan terjerumus dalam api. Maka akulah yang menarik ikat pinggang
kalian dari api, ketika mereka terjerumus di dalamnya.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Muhammad ﷺ selalu memberi nasihat kepada kita umatnya. Hingga di saat-saat
akhir kehidupan beliau. Dari Ummu Salamah radhiallahu ‘anha, ia berkata,
“Wasiat Rasulullah ﷺ sebelum
wafatnya adalah:
الصَّلاَةَ
وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
“(Perhatikanlah) shalat dan budak-budak yang kalian
miliki.”
أَنَّ
عَائِشَةَ وَعَبْدَ اللهِ بْنَ عَبَّاسٍ قَالاَ لَمَّا نُزِلَ بِرَسُوْلِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَفِقَ يَطْرَحُ خَمِيْصَةً لَهُ عَلَى وَجْهِهِ
فَإِذَا اغْتَمَّ بِهَا كَشَفَهَا عَنْ وَجْهِهِ فَقَالَ وَهُوَ كَذَلِكَ :
لَعْنَةُ اللهِ عَلَى الْيَهُوْدِ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوْا قُبُوْرَ
أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ يُحَذِّرُ مَا صَنَعُوْا
Aisyah dan Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma
berkata, “Tatkala ajal hampir menjemput Nabi ﷺ, beliau menutupkan sebuah kain (yang terbuat dari bulu
domba-pen) di atas wajah beliau (karena demam yang beliau rasakan-pen). Jika
beliau merasa sesak, maka beliau pun membuka kain tersebut dari wajahnya.
–Dalam kondisi demikian- Beliau bersabda, “Laknat Allah kepada orang-orang
Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai
masjid-masjid”, Nabi memperingatkan umatnya dari perbuatan Yahudi dan Nasrani.”
(HR. al-Bukhari dan Muslim).
Inilah Nabi kita, Muhammad ﷺ. Beliau senantiasa memberikan nasihat kepada kita. Beliau ﷺ selalu menyayangi kita dalam keadaan apapun. Walaupun beliau
sedang ditimpa kesulitan. Maka ikutilah beliau dan janganlah membuat suatu
ajaran yang baru. Bershalawatlah kepadanya dalam setiap keadaan. Mohon kepada
Allah ﷻ agar
diwafatkan di atas sunnah beliau ﷺ.
أَقُوْلُ
هَذَا القَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ
مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ
الرَحِيْمُ .
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ صَلَّى
اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ،
أَمَّا
بَعْدُ :
Ibadallah,
Sesungguhnya Muhammad ﷺ sangat lemah lembut dan penyayang. Bahkan di saat kita umatnya
nanti dikumpulkan di padang mahsyar. Dalam sebuah hadits yang panjang. Tentang
syafaat Nabi ﷺ –yang
dikenal dengan syafa’at al-‘uzhma- sangat tampak sekali kasih sayang Nabi ﷺ kepada umatnya, bahkan umat manusia secara umum. Padahal hari
itu adalah hari yang berat. Hari dimana setiap nabi dan rasul pun hanya mampu
memikirkan keadaan mereka di akhirat. Saking beratnya hari itu.
Kisah ini terjadi ketika berkumpulnya manusia di
padang masyhar. Dari Abu Hurairah, beliau berkata bahwa pada suatu hari Nabi ﷺ disodorkan daging, lalu ditawarkan kepadanya sebesar satu hasta
(dari daging tersebut). Kemudian beliau ﷺ menyantapnya dengan sekali gigitan, lalu beliau ﷺ bersabda,
أَنَا
سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَهَلْ تَدْرُونَ بِمَ ذَاكَ يَجْمَعُ
اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ
فَيُسْمِعُهُمُ الدَّاعِى وَيَنْفُذُهُمُ الْبَصَرُ وَتَدْنُو الشَّمْسُ
فَيَبْلُغُ النَّاسَ مِنَ الْغَمِّ وَالْكَرْبِ مَا لاَ يُطِيقُونَ وَمَا لاَ
يَحْتَمِلُونَ فَيَقُولُ بَعْضُ النَّاسِ لِبَعْضٍ أَلاَ تَرَوْنَ مَا أَنْتُمْ
فِيهِ أَلاَ تَرَوْنَ مَا قَدْ بَلَغَكُمْ أَلاَ تَنْظُرُونَ مَنْ يَشْفَعُ لَكُمْ
إِلَى رَبِّكُمْ فَيَقُولُ بَعْضُ النَّاسِ لِبَعْضٍ ائْتُوا آدَمَ.
“Aku adalah sayyid (pemimpin) manusia pada hari
kiamat nanti. Apakah kalian tahu mengapa bisa demikian? Allah mengumpulkan
seluruh makhluk pada hari kiamat di satu tempat yang luas. Pada saat itu
memanggil orang yang jauh dan yang dekat sama saja. Demikian pula, melihat yang
jauh sama dengan melihat suatu yang dekat. Matahari (pada saat itu) didekatkan.
Akhirnya, manusia pada saat itu berada dalam
kesusahan dan kesedihan. Mereka tidak kuasa menahan dan memikul beban pada saat
itu. Lalu ada sebagian orang mengatakan kepada yang lainnya, “Apakah kalian
tidak melihat kesusahan yang menimpa kalian? Apakah kalian tidak melihat apa
yang kalian alami? Apakah kalian tidak melihat ada orang yang akan memberi
syafa’at untuk kalian kepada Rabb kalian?” Maka sebagian orang berkata kepada
yang lainnya supaya mendatangi Nabi Adam ‘alaihis salam.
فَيَأْتُونَ
آدَمَ فَيَقُولُونَ يَا آدَمُ أَنْتَ أَبُو الْبَشَرِ خَلَقَكَ اللَّهُ بِيَدِهِ
وَنَفَخَ فِيكَ مِنْ رُوحِهِ وَأَمَرَ الْمَلاَئِكَةَ فَسَجَدُوا لَكَ اشْفَعْ
لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلاَ تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ أَلاَ تَرَى إِلَى مَا
قَدْ بَلَغَنَا فَيَقُولُ آدَمُ إِنَّ رَبِّى غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ
يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ وَإِنَّهُ نَهَانِى
عَنِ الشَّجَرَةِ فَعَصَيْتُهُ نَفْسِى نَفْسِى اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِى اذْهَبُوا
إِلَى نُوحٍ
Kemudian mereka mendatangi (Nabi) Adam. Lalu mereka
mengatakan, “Wahai Adam engkau adalah bapak seluruh manusia. Allah telah
menciptakanmu dengan tangan-Nya. Dia meniupkan ciptaan ruh-Nya pada dirimu. Dan
Dia memerintahkan malaikat untuk sujud kepadamu. Berilah syafaat untuk kami
kepada Rabbmu. Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau melihat
yang telah menimpa kami?” Lalu Adam mengatakan, “Sesungguhnya hari ini Rabbku
marah dengan kemarahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan
marah semisal itu sesudahnya. Dia telah melarangku untuk mendekati sebuah
pohon, namun diriku melanggarnya. Pergilah kalian kepada selain aku! Pergilah
kalian kepada Nuh ‘alaihis salam!”
فَيَأْتُونَ
نُوحًا فَيَقُولُونَ يَا نُوحُ أَنْتَ أَوَّلُ الرُّسُلِ إِلَى الأَرْضِ
وَسَمَّاكَ اللَّهُ عَبْدًا شَكُورًا اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلاَ تَرَى مَا
نَحْنُ فِيهِ أَلاَ تَرَى مَا قَدْ بَلَغَنَا فَيَقُولُ لَهُمْ إِنَّ رَبِّى قَدْ
غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ وَلَنْ يَغْضَبَ
بَعْدَهُ مِثْلَهُ وَإِنَّهُ قَدْ كَانَتْ لِى دَعْوَةٌ دَعَوْتُ بِهَا عَلَى
قَوْمِى نَفْسِى نَفْسِى اذْهَبُوا إِلَى إِبْرَاهِيمَ
Lalu mereka mendatangi Nuh. Kemudian mereka
mengatakan, “Wahai Nuh, engkau adalah rasul pertama yang diutus ke bumi. Allah
menyebutmu sebagai hamba yang bersyukur. Berilah syafaat untuk kami kepada
Rabbmu. Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau melihat yang
telah menimpa kami?” Lalu Nuh mengatakan kepada mereka, “Sesungguhnya pada hari
ini Rabbku marah dengan kemarahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan
tidak akan marah semisal itu sesudahnya. Doa yang kumiliki telah kugunakan
untuk mendoakan kejelekan bagi kaumku. Pergilah kalian kepada Ibrahim!”
فَيَأْتُونَ
إِبْرَاهِيمَ فَيَقُولُونَ أَنْتَ نَبِىُّ اللَّهِ وَخَلِيلُهُ مِنْ أَهْلِ
الأَرْضِ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلاَ تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ أَلاَ
تَرَى إِلَى مَا قَدْ بَلَغَنَا فَيَقُولُ لَهُمْ إِبْرَاهِيمُ إِنَّ رَبِّى قَدْ
غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ وَلاَ يَغْضَبُ
بَعْدَهُ مِثْلَهُ. وَذَكَرَ كَذَبَاتِهِ نَفْسِى نَفْسِى اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِى
اذْهَبُوا إِلَى مُوسَى.
Lalu mereka mendatangi Ibrahim ‘alaihis salam.
Kemudian mereka berkata, “Engkau adalah Nabi Allah dan kekasih-Nya
(khalilullah) dari penduduk bumi. Berilah syafaat untuk kami kepada Rabbmu.
Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau melihat yang telah
menimpa kami?” Lalu Ibrahim berkata kepada mereka, “Sesungguhnya pada hari ini
Rabbku marah dengan kemarahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak
akan marah semisal itu sesudahnya.” Lalu beliau menceritakan beberapa
kebohongan yang pernah beliau lakukan. Pergilah kalian kepada selainku!
Pergilah kalian kepada Musa!”
فَيَأْتُونَ
مُوسَى فَيَقُولُونَ يَا مُوسَى أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ فَضَّلَكَ اللَّهُ
بِرِسَالاَتِهِ وَبِتَكْلِيمِهِ عَلَى النَّاسِ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلاَ
تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ أَلاَ تَرَى مَا قَدْ بَلَغَنَا فَيَقُولُ لَهُمْ
مُوسَى -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ رَبِّى قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ
يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ وَإِنِّى قَتَلْتُ
نَفْسًا لَمْ أُومَرْ بِقَتْلِهَا نَفْسِى نَفْسِى اذْهَبُوا إِلَى عِيسَى
Lalu mereka mendatangi Musa ‘alaihis salam.
Kemudian mereka berkata, “Engkau adalah utusan Allah yang Allah memuliakanmu
lebih dari manusia lainnya dengan risalah-Nya dan Dia berbicara langsung
padamu. Berilah syafaat untuk kami kepada Rabbmu. Tidakkah engkau melihat
keadaan kami? Tidakkah engkau melihat yang telah menimpa kami?” Lalu Musa
berkata kepada mereka, “Sesungguhnya pada hari ini Rabbku marah dengan
kemarahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan marah semisal itu
sesudahnya. Aku sendiri pernah membunuh seseorang, padahal aku tidak
diperintahkan untuk membunuhnya. Pergilah kalian kepada Isa!”
فَيَأْتُونَ
عِيسَى فَيَقُولُونَ يَا عِيسَى أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلَّمْتَ النَّاسَ فِى
الْمَهْدِ وَكَلِمَةٌ مِنْهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَاشْفَعْ
لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلاَ تَرَى مَا نَحْنُ فِيهِ أَلاَ تَرَى مَا قَدْ بَلَغَنَا
فَيَقُولُ لَهُمْ عِيسَى إِنَّ رَبِّى قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ
يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ – وَلَمْ يَذْكُرْ
لَهُ ذَنْبًا – نَفْسِى نَفْسِى اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِى اذْهَبُوا إِلَى
مُحَمَّدٍ -صلى الله عليه وسلم-
Lalu mereka mendatangi Isa ‘alaihis salam. Kemudian
mereka berkata, “Engkau adalah utusan Allah dan engkau berbicara kepada manusia
ketika bayi. Engkau adalah kalimat dari-Nya yang diberikan kepada Maryam dan
ruh yang berasal dari-Nya. Berilah syafaat untuk kami kepada Rabbmu. Tidakkah
engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau melihat yang telah menimpa kami?”
Lalu Isa berkata kepada mereka, “Sesungguhnya pada hari ini Rabbku marah dengan
kemarahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan marah semisal itu
sesudahnya. –Lalu beliau tidak menyebutkan adanya dosa yang pernah beliau
perbuat-. Pergilah kalian kepada selain aku. Pergilah kalian kepada Muhammad ﷺ!”
فَيَأْتُونِّى
فَيَقُولُونَ يَا مُحَمَّدُ أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ وَخَاتَمُ الأَنْبِيَاءِ
وَغَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ اشْفَعْ لَنَا
إِلَى رَبِّكَ أَلاَ تَرَى مَا نَحْنُ فِيهِ أَلاَ تَرَى مَا قَدْ بَلَغَنَا
فَأَنْطَلِقُ فَآتِى تَحْتَ الْعَرْشِ فَأَقَعُ سَاجِدًا لِرَبِّى ثُمَّ يَفْتَحُ
اللَّهُ عَلَىَّ وَيُلْهِمُنِى مِنْ مَحَامِدِهِ وَحُسْنِ الثَّنَاءِ عَلَيْهِ
شَيْئًا لَمْ يَفْتَحْهُ لأَحَدٍ قَبْلِى ثُمَّ يُقَالُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ
رَأْسَكَ سَلْ تُعْطَهْ اشْفَعْ تُشَفَّعْ. فَأَرْفَعُ رَأْسِى فَأَقُولُ يَا
رَبِّ أُمَّتِى أُمَّتِى. فَيُقَالُ يَا مُحَمَّدُ أَدْخِلِ الْجَنَّةَ مِنْ
أُمَّتِكَ مَنْ لاَ حِسَابَ عَلَيْهِ مِنَ الْبَابِ الأَيْمَنِ مِنْ أَبْوَابِ
الْجَنَّةِ وَهُمْ شُرَكَاءُ النَّاسِ فِيمَا سِوَى ذَلِكَ مِنَ الأَبْوَابِ
وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ مَا بَيْنَ الْمِصْرَاعَيْنِ مِنْ
مَصَارِيعِ الْجَنَّةِ لَكَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَهَجَرٍ أَوْ كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ
وَبُصْرَى
Lalu mereka mendatangiku. Kemudian mereka
mengatakan, “Engkau adalah utusan Allah, penutup para Nabi, Allah telah
mengampuni dosamu yang telah lalu dan akan datang. Berilah syafaat untuk kami
kepada Rabbmu. Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau melihat
yang telah tertimpa pada kami?”
Kemudian aku (Rasulullah ﷺ) pergi menuju bawah Arsy. Lalu aku bersujud kepada Rabbku.
Kemudian Allah memberi ilham padaku berbagai pujian dan sanjungan untuk-Nya
yang belum pernah Allah beritahukan kepada seorang pun sebelumku. Kemudian ada
yang mengatakan, ‘Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah pasti engkau
akan diberi, berilah syafaat pasti akan dikabulkan’. Lalu aku mengangkat
kepalaku. Kemudian aku berkata, ‘Wahai Rabbku, umatku, umatku.’ Maka dikatakan,
‘Wahai Muhammad, suruhlah umatmu yang tidak dihisab untuk masuk ke surga
melalui salah satu pintu surga di sisi kanan sedangkan pintu-pintu yang lain
adalah pintu surga bagi semua orang. Demi jiwa Muhammad yang berada di
tangan-Nya. Sesungguhnya di antara dua daun pintu di surga, bagaikan jarak
Mekah dengan Hajar atau bagaikan jarak Mekah dengan Bashroh.” (HR. Muslim no.
501).
Ibadallah,
Inilah bentuk kasih sayang Nabi Muhammad ﷺ kepada kita umatnya. Lalu bagaimanakah penghormatan kita kepada
beliau ﷺ?
Sudahkah kita mengagungkan beliau sesuai dengan kedudukan beliau? Tidak
meremehkan dan juga tidak berlebih-lebihan. Sudahkan kita mengangungkan sabda
beliau, baik yang mudah atau yang terasa berat bagi hawa nafsu kita? Sudahkah
kita menjadikan petunjuk beliau di atas segalanya?
Mudah-mudahan Allah ﷻ memberi taufik kepada kita untuk menjadi umat Nabi Muhammad ﷺ yang mengikuti perintahnya dan menjauhi larangannya.
Mudah-mudahan Allah ﷻ
mengumpulkan kita bersama beliau di akhirat kelak di dalam surga-Nya. Karena
beliau lah kekasih kita, teladan kita, dan penyejuk hati kita. Semoga shalawat
dan salam senantiasa tercurah kepada beliau ﷺ dan keluarganya.
وَصَلُّوْا
وَسَلِّمُوْا -رَعَاكُمُ اللهُ- عَلَى مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ كَمَا
أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ: ﴿ إِنَّ اللَّهَ
وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ﴾ [الأحزاب:٥٦] ، وَقَالَ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (( مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا
عَشْرًا)) .
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ اَلْأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ؛ أَبِيْ بَكْرٍ الصِدِّيْقِ،
وَعُمَرَ الفَارُوْقِ، وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِيْ الحَسَنَيْنِ عَلِي،
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ
وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ .
اَللَّهُمَّ
أَعِنَّا وَلَا تُعِنْ عَلَيْنَا، وَانْصُرْنَا وَلَا تَنْصُرْ عَلَيْنَا،
وَامْكُرْ لَنَا وَلَا تُمْكِرْ عَلَيْنَا، وَاهْدِنَا وَيَسِّرْ الهُدَى لَنَا
وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ بَغَى عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا لَكَ
شَاكِرِيْنَ لَكَ ذَاكِرِيْنَ إِلَيْكَ أَوَّاهِيْنَ مُنِيْبِيْنَ لَكَ
مُخْبِتِيْنَ لَكَ مُطِيْعِيْنَ. اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ تَوْبَتَنَا وَاغْسِلْ
حَوْبَتَنَا وَثَبِّتْ حُجَّتَنَا وَاهْدِ قُلُوْبَنَا وَسَدِّدْ أَلْسِنَتَنَا
وَاسْلُلْ سَخِيْمَةَ صُدُوْرِنَا. اَللَّهُمَّ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا
وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ وَأَخْرِجْنَا مِنَ
الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا
وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَأَمْوَالِنَا وَأَوْقَاتِنَا وَاجْعَلْنَا
مُبَارَكِيْنَ أَيْنَمَا كُنَّا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا
وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ
اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.
وَآخِرُ
دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ
وَبَارَكَ وَأَنْعَمَ عَلَى عَبْدِهِ وَرَسُوْلِهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.